Saturday, February 20, 2016

On 7:30 AM | By Sepakbola Indo

Penelitian menunjukkan bahwa pernikahan seseorang yang punya masalah dengan pornografi atau kelainan seksual sering terganggu seperti kurangnya kemesraan dan sensitivitas, dengan bertambahnya kecemasan, kerahasiaan, menyendiri dan ketidak berfungsian hubungan keluarga secara normal.
Oleh karena itu banyak pecandu pornografi yang kehilangan pekerjaan sebagai akibat dari melihat pornografi dari komputer kantor, pernikahan mereka sering berakhir karena sifat mereka yang tidak normal.
Hidup sebagai pemain basket professional kelihatannya menarik, bayarannya besar, hanya perlu pakai celana pendek untuk bekerja dan tujuan pekerjaannya adalah memasukkan bola ke keranjang sebanyak mungkin. Misal saja hal itu jadi rencanamu: menjadi pemain bola profesional pada umur 21 tahun. Kesempatan itu bisa dicapai jika tidak kau mulai dengan kebiasaan merokok dan  menggantinya dengan permen karet.
Lalu apa hubungannya NBA dengan pornografi? Maksudnya adalah, umumnya kita punya rencana tentang apa yang ingin kita lakukan dalam hidup, dan bagi mayoritas orang, rencana tersebut adalah ”berkeluarga”. Sesungguhnya 80% remaja berkata bahwa menikah adalah prioritas penting dalam rencana hidup merekadan menganggap bahwa orang yang telah menikah cenderung akan berkata sangat bahagia dengan hidupnya, tujuan yang sangat mulia. Masalahnya bagi pecandu pornografi adalah pernikahan yang sehat dan pornografi tak bisa bercampur. Penelitian menunjukkan bahwa pernikahan seseorang yang punya masalah dengan pornografi atau tekanan seksual sering terganggu dengan kurangnya kemesraan dan sensitivitas, seperti halnya juga bertambah kecemasan, kerahasiaan, menyendiri dan ketidak berfungsian hubungan tesebut.
Dan karena itu banyak pecandu porno yang kehilangan pekerjaan sebagai akibat dari melihat pornografi dari komputer perusahaan, pernikahan mereka sering juga berakhir dengan kurangnya jaminan keuangan.
Sesungguhnya banyak wanita – tanpa memandang agama dan kepercayaan mereka – menganggap bahwa melihat pornografi sebagai sebuah ancaman serius untuk menikah.
Mengapa? Satu hal, jika pasangannya sering melihat pornografi, hal tersebut dapat mengurangi waktu yang bisa mereka habiskan berdua. Di atas segalanya, banyak pasangan menganggap pornografi itu adalah selingkuh – atau hampir berselingkuh – saat pasangannya melihat gambar tubuh orang lain untuk menimbulkan gairah. Dan selingkuhan virtual bukan hanya hal yang harus dikhawatirkan oleh pasangan dari pecandu pornografi.
Studi telah menemukan bahwa pecandu pornografi yang sudah menikah lebih mungkin berhubungan seks dengan orang lain selain dari pasangannya dibanding yang bukan pecandu. Dan laki-laki yang mencandu pornografi kemungkinan sering pergi ke tempat prostitusi. Seperti yag dikatakan seorang peneliti, ”laki-laki yang sering menyaksikan penyiksaan wanita dalam film porno terus menerus, dan mereka tidak bisa melakukan hal tersebut dengan istri, teman wanita, atau anak-anaknya, maka mereka akan memaksa pelacur/WTS yang melakukannya.”  Dan jka seorang pecandu tidak pernah bertindak sejauh itu, orang-orang yang melihat pornografi juga cenderung menjadi permisif secara seksual – misalnya; tidak masalah punya banyak partner seks dan aneka perilaku seks yang berbahaya – yang dihubungkan dengan terjadinya pernikahan yang kurang stabil di kemudian hari. Dan hasilnya, perceraian yang diakibatkan pornografi telah ”meledak”.
Dr. Gary Brook, seorang psikolog yang telah menangani pecandu pornografi selama 30 tahun. Dalam suatu survey dari anggota American Academy of Matrimonial Lawyers tahun 2002, 62% pengacara perceraian yang disurvei menyatakan bahwa obsesi terhadap pornografi telah menjadi faktor utama dalam kasus perceraian yang mereka tangani pada tahun lalu. Setuju atau tidak, pernikahan pecandu pornografi hancur, pasangan mereka bukanlah satu-satunya yang terkena dampak. Anak-anak juga sering menjadi korban, baik dengan cara terpapar gambar porno secara langsung atau diabaikan oleh orang tua yang seharusnya menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka daripada duduk menyendiri di depan komputer.
Dalam jajak pendapat tahun 2004 oleh majalah Elle dan MSNBC.com, 1 dari 5 responden mengaku bahwa pornografi menyita waktu-waktu yang biasanya digunakan bersama pasangan atau anak-anak. Di antara pecandu yang menghabisakan 5 jam atau lebih per minggu untuk melihat pornografi jumlahnya mencapai 37%. Tidak semua orang punya cita-cita menjadi pemain NBA, tetapi umumnya orang ingin bahagia dan juga memiliki keluarga yang bahagia. Dan semakin kita tahu tentang pornografi dan dampaknya, semakin jelas bahwa kebiasaan pornografi membuat tujuan-tujuan hidup semakin sulit diraih.
Posted in  |  with Leave a response | 

0 comments:

Post a Comment

Copyright © Gerakan Melawan Narkoba Jenis Baru "Pornografi" | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com | NewBloggerThemes.com