Saturday, February 20, 2016

On 7:36 AM | By Sepakbola Indo

Hubungan antara pornografi dengan panca indra sangat berhubungan erat. Hampir dari media semua televisi dan internet. Pornografi memang tak ada hentinya. Akibat dari pandangan mata yang liar, berbagai kasus muncul silih berganti. Hanya pelaku dan korbannya saja yang berbeda. Makin terbukanya media ikut mempermudah akses masyarakat terhadap muatan berbau porno. Mulai dari majalah, buletin, internet, hingga video-video amatiran. Akibatnya, sebagaian masyarakat terjangkit kecanduan pornografi.
Bahkan para pakar membenarkan apa yang sudah disabdakan Nabi Muhammad SAW. tentang tahapan zina :
“Bagian manusia dari zina ditulis. Zina kedua mata adalah memandang, kedua telinga dengan pendengaran, lidah berzina dengan perkataan, tangan dengan menyentuh, kaki dengan melangkah. Hati berhasrat dan berkeinginan dan hal itu dibenarkan oleh kemaluan atau didustakan.” (HR.Bukhori dan Muslim).
Seorang pendiri dan presiden Inner Gold Conseling Services Inc. Gordon S. Bruin berpendapat, “Pornografi adalah racun otak yang Sempurna.” www.innergold.com .
Satu-satunya perbedaan antara kecanduan narkoba dengan pornografi adalah caranya memasukan sistem. Jika heroin atau kokain masuk dan mengetahui melalui sistem organ secara fisik, maka pornografi masuk melalui mata langsung ke pusat pikiran manusia. Informasi visual yang masuk, diproses sistem limbik otak hanya dalam hitungan nanodetik (sepuluh pangkat minus sembilan detik). Ada pelepasan bahan kimia yang kuat mengendalikan pikiran dan mempengaruhi tindakan seseorang.
Saat mendapatkan rangsangan seksual, otak akan melepaskan hormon oksitoksin. Hormon ini menimbulkan efek kebersamaan dan kasih sayang pada saat melakukan hubungansuami isteri. Tapi ketika rangsangan didapat secara visual, seperti menonton video atau gambar porno, maka pelepasan oksitoksin akan menyebabkan seseorang merasa kesepian, depresi, dan bingung. Jadi, oksitoksin dapat meningkatkan kulaitas hubungan sauami isteri, dan sebaliknya dapat pula menghancurkan seseorang daengan perasaan hampa dan depresi.
Semakin seseorang mengkonsumsi mengkonsumsi pornografi, makan semakin sulit bagi mereka untuk terangsang oleh hubungan yang nyata. Akibatnya, banyak pengguna mulai merasa seperti ada sesuatu yang salah dengan mereka; mereka tidak tahu bagaimana berhubungan seseorang yang nyata, apalagi membentuk hubungan pribadi yang mendalam dengan seseorang.
“Pornografi menimbulkan perubahan konstan pada neorotransmiter dan melemahkan fungsi kontrol. Ini yang membuat orang-orang yang sudah kecanduan tidak bisa lagi mengontrol perilakunya,” kata Hilton serta menambahkan adiksi pornografi juga menimbulkan gangguan memori. Kondisi itu, tidak terjadi secara cepat dalam waktu singkat namun melalui beberapa tahap yakni kecanduan yang ditandai dengan tindakan impulsif, ekskalasi kecanduan, desensitisasi dan akhirnya penurunan perilaku.Dan kerusakan otak akibat kecanduan pornografi adalah yang paling berat, lebih berat dari kecanduan kokain.
Dari perspektif bisnis, industri pornografi memiliki strategi yang cukup pintar. Produk mereka menawarkan pengguna bantuan sementara dari kecemasan, depresi, dan kesepian dalam pertukaran untuk membuat masalah-masalah yang sama jauh lebih buruk dalam jangka panjang. Padahal ini berdampak buruk terhadap pecandu pornografi, karena kecemasan pelanggan mereka memburuk, mereka bertambah mengisolasi diri dan semakin banyak alasan mereka harus kembali ke pornografi.
Semakin seseorang mengkonsumsi pornografi, semakin kuat otak mereka menghubungkan sedang terangsang dengan fantasi fiksi porno dan semakin sulit bagi mereka untuk terangsang oleh orang yang nyata atau hubungan yang nyata, Akibatnya, banyak pengguna mulai merasa seperti ada sesuatu yang salah dengan mereka; mereka tidak tahu bagaimana untuk diaktifkan oleh seseorang yang nyata, apalagi membentuk hubungan pribadi yang mendalam dengan seseorang.
Seorang penulis dan aktivis politik Niomi Wolf, melakukan perjalanan di seluruh negeri untuk berbicara dengan mahasiswa tentang hubungan. “Ketika saya bertanya tentang kesepian, kesedihan terpancar dari khalayak laki-laki dan perempuan muda sama,” katanya. “Mereka tahu bahwa mereka kesepian bersama-sama … dan pornografi adalah bagian besar dari kesepian itu. Apa yang mereka tidak tahu adalah bagaimana untuk keluar.
Terbiasa melihat pornografi akan merusak hubungan orang tersebut dengan lingkungannya, dalam hal ini keluarga atau orang-orang terdekatnya. Pada hubungan pacaran, hubungan yang berkembang menjadi tidak sehat. Orang yang terlibat pornografi akan menyalahkan kekasihnya pada tindakan-tindakan seksual yang mereka lakukan. Padahal masalah itu terdapat pada pribadinya sendiri, dan pasangannya adalah si ‘korban’. Pada pasangan yang telah menikah, ini akan memicu ketidakpuasan seksual dan praktik seksual yang menyimpang sehingga mengarah ke arah ketidakharmonisan keluarga, bahkan perceraian.
Studi telah menemukan bahwa ketika orang terlibat dalam sikap menyembunyikan diri adalah ketika mereka melakukan hal-hal yang mereka tidak bangga dan merahasiakan dari teman-teman mereka dan keluarga mereka. Untuk laki-laki dan perempuan pengkonsumsi pornografi, kebiasaan mereka sering disertai dengan masalah kecemasan, masalah citra tubuh, miskin citra diri, masalah hubungan, rasa tidak aman, dan depresi.
Pornografi mengajarkan bahwa laki-laki dan perempuan bahwa mereka tidak memiliki arti apa-apa daripada bagian-bagian tubuh mereka dan berapa banyak kenikmatan seksual ditawarkan kepada mereka.
MEskipun belum diketahui Apakah pengguna pornografi seperti itu atau tidak, namun persepsi itu mulai merayap masuk kedalam sikap bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri dan orang lain dalam kehidupan nyata. Semakin keras pengguna melihat diri mereka sendiri dan orang lain sebagai obyek seksual, semakin sulit untuk mengembangkan hubungan yang nyata.
Posted in  |  with Leave a response | 

0 comments:

Post a Comment

Copyright © Gerakan Melawan Narkoba Jenis Baru "Pornografi" | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com | NewBloggerThemes.com